Rabu, 27 Juni 2012

POSISI BANK SENTRAL DALAM ISLAM


POSISI BANK SENTRAL DALAM ISLAM
            Dalam sistem konvensional, bank sentaral berfungsi sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam mengatur kelancaran proses intermediasi, penyaluran mata uang dan yang tidak kalah pentingnya, bank sentral merupakan “leader of the last resort.”. namun dalam sejarahnya, bank sentaral adalah institusi yang ahir dari kebutuhan untuk membiayai ekspansi militer di eropa pada awal abad ke-20.
            Bank sentaral mulai berfungsi sebagai pengelola kebijakan moneter dimulai ketika uang kertas mulai menggantikan uang emas dan uang yang dikeluarkan oleh bank sentaral tidak lagi didukung dengan cadangan emas.
            Konsep bank sentaral dengan segala tanggung jawab dan fungsinnya ini, sesugguhnya tidak dikenal dalam sejarah perekonomian islam. Sehingga wajar apabila fungsi dan kedudukan bank sentral dalam konteks ekonomi Islam sekarang patut diperdebatkan. Bahkan Muhammad Anwar (dalam Tamanni,2002) melihat keberadaan bank sentral sebagai sesuatu yang tidak islami. Alasannya, pengeluaran fiat money telah secara langsung menciptakan seignorage kepada pemerintah, dan proses ini sekaligus mentransfer properti riil dari masyarakat kepada pihak berkuasa.
            Tidak islaminnya bank sentral ini terkait dengan kegiatan pengedaran uang yang dilakukannya, dimana bank sentral sebagai tangan pemerintah, memperoleh pendapatan yang tidak adil dari uang yaang beredar, atau seignorage. Dalam bahasa yang mudah, seignorage adalah pendapatan yang diterima dari mencetak uang, dimana nilai nominal uang yag dicetak jauh lebih besar daripada nilai kertas dan biaya pencetakannya.
            Fenomena ini akan ters terulang ketika bank sentarak meminjam uang dari masyarakat untyk membiayai defisit anggaran belanja negara. Marialh kiat melihat fungsi bank sentaral dan meninjaaunnya dengan prespektif sejarah ekonomi islam. Pertama, fungsi mencetak uang atau currency.kedua, bank sentaral juga bertugas sebagai pengawas lembaga-lembaga keuangan yang ada dan juga mengelola sistem keuangan negara agar senantiasa stabil dan terarah.
            Kalau kita hendak menempatkan posisi otoritas moneter dalam konteks pemerintahan islam yang ideal, maka tempatnya adalah pada lembaga keuangan baitul mall dan hisbah. Akan lebih baik lagi bila kedua lembag aitu dilengkapi engan beberapa lembaga lain yang menatur pelaksanaan kebijakan fiskal daan moneter, yang semakin hari semakain kompleks.
Sumber: Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam oleh sulistyoningsih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar