POSISI BANK SENTRAL DALAM ISLAM
Dalam sistem
konvensional, bank sentaral berfungsi sebagai lembaga yang bertanggung jawab
dalam mengatur kelancaran proses intermediasi, penyaluran mata uang dan yang
tidak kalah pentingnya, bank sentral merupakan “leader of the last resort.”.
namun dalam sejarahnya, bank sentaral adalah institusi yang ahir dari kebutuhan
untuk membiayai ekspansi militer di eropa pada awal abad ke-20.
Bank sentaral
mulai berfungsi sebagai pengelola kebijakan moneter dimulai ketika uang kertas
mulai menggantikan uang emas dan uang yang dikeluarkan oleh bank sentaral tidak
lagi didukung dengan cadangan emas.
Konsep bank
sentaral dengan segala tanggung jawab dan fungsinnya ini, sesugguhnya tidak
dikenal dalam sejarah perekonomian islam. Sehingga wajar apabila fungsi dan
kedudukan bank sentral dalam konteks ekonomi Islam sekarang patut
diperdebatkan. Bahkan Muhammad Anwar (dalam Tamanni,2002) melihat keberadaan
bank sentral sebagai sesuatu yang tidak islami. Alasannya, pengeluaran fiat
money telah secara langsung menciptakan seignorage kepada pemerintah, dan
proses ini sekaligus mentransfer properti riil dari masyarakat kepada pihak
berkuasa.
Tidak islaminnya
bank sentral ini terkait dengan kegiatan pengedaran uang yang dilakukannya,
dimana bank sentral sebagai tangan pemerintah, memperoleh pendapatan yang tidak
adil dari uang yaang beredar, atau seignorage. Dalam bahasa yang mudah,
seignorage adalah pendapatan yang diterima dari mencetak uang, dimana nilai
nominal uang yag dicetak jauh lebih besar daripada nilai kertas dan biaya
pencetakannya.
Fenomena ini akan
ters terulang ketika bank sentarak meminjam uang dari masyarakat untyk
membiayai defisit anggaran belanja negara. Marialh kiat melihat fungsi bank
sentaral dan meninjaaunnya dengan prespektif sejarah ekonomi islam. Pertama,
fungsi mencetak uang atau currency.kedua, bank sentaral juga bertugas sebagai
pengawas lembaga-lembaga keuangan yang ada dan juga mengelola sistem keuangan
negara agar senantiasa stabil dan terarah.
Kalau kita hendak
menempatkan posisi otoritas moneter dalam konteks pemerintahan islam yang
ideal, maka tempatnya adalah pada lembaga keuangan baitul mall dan hisbah. Akan
lebih baik lagi bila kedua lembag aitu dilengkapi engan beberapa lembaga lain
yang menatur pelaksanaan kebijakan fiskal daan moneter, yang semakin hari
semakain kompleks.
Sumber: Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam oleh sulistyoningsih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar